Selasa, 22 November 2016

Makalah Kelompok 3 Tugas Mener Harvany Boki, MK Wawasan Iptek S-05 Epidemiologi FKM Unsrat

Mata Kuliah  : Wawasan IPTEK
Nama Dosen  : 1. dr. Angelheart J.M. Rattu, MS, PhD
  2. dr. Budi T. Ratag, MPH
  3. Harvani B. Boky, SKM. M.Kes
  4. Rutler Masalamate, SKM. M.Kes
  5. Hesky Stevy Kolibu, S.Pd. S,T. M.T
           
Peranan GIS Dalam Kesehatan Masyarakat



 




KELAS EPIDEMIOLOGI – O5
KELOMPOK 3

1
Brayen B. Paat
14111101031
10
Cicilia Lumi
14111101224
2
Brigita F. N. E. Tindangen
14111101032
11
Paramitha E. Mulyono
14111101225
3
Valentina T. Gandawari
14111101033
12
Meylin Memah
14111101226
4
Windy G. Amisi
14111101132
13
Theresia  S. Pitters
14111101230
5
Dewi S. Pari
14111101133
14
Jarod A. Wartono
14111101353
6
Lady O. Otampi
14111101143
15
Christania C. J. Paruntu
14111101354
7
Crifianny Wenas
14111101174
16
Euginia F. Rumambi
14111101356
8
Julia C. Pulumbara
14111101175
17
Mega P. Pertiwi
14111101360
9
Beatrix Y. Kodoatie
14111101177




                                   
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016




KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Esa karena atas berkat anugerah dan penyertaanNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Wawasan IPTEK. Makalah ini diharapkan dapat menjadi media informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai perkembangan dan implementasi teknologi terhadap kesehatan di masyarakat, bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dengan segala keterbatasan dan kemampuan kami menyadari bahwa Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak”, semua yang ada dibumi ini tidak ada yang sempurna. Atas dasar kenyataan tersebut saran dan kritik yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik sangat diharapkan dan diterima kelompok penyusun dengan tangan terbuka. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan.


Manado, November 2016
Penyusun


Kelompok 3





DAFTAR ISI


Kata Pengantar ........................................................................................  i
Daftar Isi .....................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang ..................................................................................  1
1.2    Rumusan Masalah .............................................................................  1
1.3    Tujuan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1    Sistem Informasi Geografis (SIG)  ...................................................  2
2.2    Peranan SIG (Sistem Infomasi Geografis) dalam Bidang
Kesehatan Masyarakat........................................................................ 3
2.3    Perangkat Lunak GIS ........................................................................  6
BAB III PENUTUP
3.1    Kesimpulan ........................................................................................  7
3.2    Saran ..................................................................................................  8
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................  9





BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Pada era modern ini, IPTEK semakin berkembang dan bertumbuh dengan pesat. IPTEK itu sendiri merupakan suatu alat yang membantu mempermudah pekerjaan manusia dalam bidang apapun itu. Bersamaan dengan itu, dalam dunia kesehatan semakin banyak pula ditemukan penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan ataupun masalah-masalah kesehatan pada masyarakat. Untuk itu, IPTEK yang semakin canggih dapat membantu dalam bidang kesehatan untuk mempermudah pekerjaan yang akan dikerjakan, baik itu yang bersifat preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif. Oleh karena itu, peranan IPTEK dalam bidang kesehatan sangat penting. Salah satu IPTEK yang dapat digunakan dalambidang kesehatan adalah GIS (Georaphic Information System). GIS adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. GIS dapat diakses, ditransfer, ditransformasikan, diproses dan ditampilkan dengan menggunakan berbagai macam program aplikasi perangkat lunak (software).

1.2         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kelompok kami merumuskan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini, yaitu:
Bagaimanakah peranan GIS dalam kesehatan masyarakat?

1.3         Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan GIS dalam kesehatan masyarakat.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Sistem Informasai Georafis (SIG)
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau dalam bahasa Inggris disebut Geographic Information System (GIS), memiliki kemampuan yang sangat cocok dalam pengendalian dan survailans penyakit-penyakit menular, terlebih lagi terhadap penyakit-penyakit yang erat kaitannya dengan lingkungan maupun vektor yang sering kali ditemukan pada wilayah-wilayah yang memiliki karakteristik tertentu. SIG juga sangat relevan dalam ikut memudahkan pekerjaan para petugas kesehatan khususnya dalam menangani keadaan kegawatdaruratan seperti wabah dalam hal memetakan kasus dan factor risiko potensial yang berhubungan dengan penyakit yang mewabah tersebut.
Akan tetapi baru beberapa saat belakangan ini penggunaan tools sistem informasi geografis di bidang kesehatan masyarakat mulai dikenal dan diaplikasikan. Terlambatnya pengimplementasian SIG di bidang kesehatan disebabkan oleh dua hal utama yaitu keterbatasan sumberdaya untuk menyediakan perangkat keras untuk mendukung pengimplementasian system informasi geografis tersebut, serta kompleksitas dari aplikasi/ software SIG itu sendiri sehingga untuk mengoperasikannya dibutuhkan waktu dan dana untuk mengekstraksi informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan surveilans dan pengendalian penyakit.
Situasi beberapa tahun belakangan ini berubah sangat drastis, Sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan sudah banyak yang ahli dalam menggunakan aplikasi ini  untuk penelitian dan menyajikan data masalah kesehatan di masyarakat. Pelatihan terkait GIS juga telah banyak dilakukan di bidang kesehatan, harga dari perangkat keras sudah sangat terjangkau, bayaknya alat-alat baru yang memudahkan dalam pemetaan seperti Global Positioning System (GPS) telah tersedia dimana-mana dengan harga yang juga relatif murah, penggunaan perangkat lunak serta aplikasi SIG juga semakin mudah yang memungkinkan praktisi kesehatan bisa mengoperasikannya tanpa kesulitan.


2.2         Peranan SIG (Sistem Infomasi Geografis) dalam Bidang Kesehatan Masyarakat
Saat ini SIG telah banyak memberikan kontribusi dalam sektor kesehatan. Salah satu institusi yang membuat analisanya adalah Center For Disease Control (CDC) yang mengungkapkan pemanfaatan SIG ke depannya, berdasarkan “Sepuluh Fungsi Pokok Sektor Kesehatan Masyarakat.” Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan SIG dalam bidang Kesehatan Masyarakat berdasarkan analisa CDC tersebut.

1.        Fungsi pertama :
Yaitu memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Dalam mendukung fungsi ini, SIG dapat digunakan untuk memetakan kelompok masyarakat serta areanya berdasarkan status kesehatan tertentu, misalnya penyakit Malaria. Dengan SIG, peta mengenai kejadian malaria dapat digunakan untuk merencanakan program pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh kelompok atau wilayah tersebut, misalnya pelayanan pengobatan, Prophylaxis, atau pemberian kelambu oles dan sebagainya.

2.        Fungsi kedua :
Yaitu mendiagnosa dan menginvestigasi masalah serta resiko kesehatan di masyarakat. Sebagai contoh, seorang epidemiologis sedang mengolah data tentang kasus asma yang diperoleh dari Rumah Sakit, Puskesmas, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di masyarakat, ternyata dia menemukan terjadi kenaikan kasus yang cukup signifikan di suatu Rumah Sakit, maka kemudian dia mencari tahu data dari pasien – pesien penderita asma di Rumagh sakit. Ternyata ditemukan bahwa 8 dari 10 orang penderita asma yang dirawat di Rumah Sakit tersebut bekerja di perusahaan yang sama. Demikian seterusnya hingga kemudian SIG dapat digunakan untuk memberikan data yang lengkap mengenai pola pajanan di lokasi-lokasi  dalam suatu wilayah tertentu, yang merupakan informasi yang penting untuk para karyawan. Informasi ini juga dapat diteruskan kepada ahli – ahli terkait, dalam hal ini ahli K3 untuk melakukan penanganan lebih lanjut terhadap masalah yang ditemukan. 


3.    Fungsi ketiga :
Yaitu menginformasikan, mendidik dan memberdayakan masyarakat mengenai isu – isu kesehatan. SIG dalam hal ini dapat menyediakan informasi mengenai kelompok masyarakat yang diidentifikasi masih memiliki pengetahuan yang kurang mengenai informasi kesehatan tertentu, sehingga kemudian dapat dicari media komunikasi yang paling efektif bagi kelompok tersebut, serta dapat dibuat perencanaan mengenai waktu yang paling tepat untuk melakukan promosi kesehatan kepada kelompok masyarakat tersebut.

4.    Fungsi keempat :
Yaitu membangun dan menggerakkan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan. Dalam hal ini SIG dapat digunakan untuk melihat suatu pemecahan masalah kesehatan berdasarkan area tertentu dan kemudian memetakan kelompok masyarakat yang potensial dapat mendukung program tersebut berdasarkan area – area yang terdekat dengannya. Misalnya masalah imunisasi yang ada pada wilayah kerja tingkat Desa atau Posyandu, maka dapat dipetakan kelompok potensial pendukungnya yaitu Ibu – Ibu PKK yang dapat diberdayakan sebagai kader pada Posyandu – Posyandu yang terdekat dengan tempat tinggalnya.

5.    Fungsi kelima:
Yaitu membangun kebijakan dan rencana yang mendukung usaha individu maupun masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan. Contohnya dalam hal analisa wilayah cakupan Puskesmas. Dalam hal ini SIG digunakan untuk memetakan utillisasi dari tiap – tiap Puskesms oleh masyarakat sehingga dapat dibuat perencanaan yang jelas mengenai sumber daya kesehatan yang perlu disediakan untuk Puskesmas tersebut disesuaikan dengan tingkat utilitasnya.

6.    Fungsi keenam:
 Yaitu membangun perangkat hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin keselamatan masyarakat. Dalam hal ini SIG dapat digunakan untuk membagi secara jelas kewenangan dan tanggung jawab suatu pusat pelayanan 


kesehatan pada tiap – tiap wilayah kerja dalam menjamin dan menangani segala bentuk masalah yang terjadi di wilayah tersebut. Dengan demikian maka manajemen komplain dapat terkoordinir dengan baik.

7.    Fungsi ketujuh:
Yaitu menghubungkan individu yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan tersebut jika belum tersedia. Misalnya seorang warga negara asing diidentifikasi menderita suatu penyakit tertentu yang membutuhkan penanganan yang serius. Maka untuk mengatasinya, dengan melihat peta dan data akses pelayanan kesehatan yang tersedia dapat dicari tenaga kesehatan terdekat yang dapat membantu orang tersebut, dan menguasai bahasa yang digunakannya. Dengan data SIG juga dapat diketahui bagaimana akses transportasi termudah yang dapat dilalui oleh warga negara asing tersebut menuju fasilitas kesehatan terdekat.

8.    Fungsi kedelapan:
Yaitu menjamin ketersediaan tenaga kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat yang berkompeten di bidangnya. Dalam hal ini SIG dapat menyediakan peta persebaran tenaga kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat di tiap – tiap daerah, sehingga dengan demikian dapat dilihat jika ada penumpukan atau bahkan kekurangan personel di suatu daerah. Lebih lanjut, data tersebut dapat digunakan dalam hal perencanaan pengadaan tenaga – tenaga kesehatan untuk jangka waktu ke depan untuk masing – masing wilayah.

9.    Fungsi kesembilan:
Yaitu mengevaluasi efektifitas, kemudahan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat. Data SIG dapat menyediakan data yang lengkap mengenai potensi tiap – tiap daerah serta karakter demografis masyarakatnya untuk dihubungkan dengan fasilitas – fasilitas kesehatan yang tersedia dan tingkat utilitasnya. Dengan demikian dapat dievaluasi kembali kesesuaian dan kecukupan dari penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ada.


10.    Fungsi kesepuluh:
Yaitu penelitian untuk menciptakan penemuan baru dan inovasi dalam memecahkan masalah – masalah kesehatan di masyarakat. Salah satu kegunaan SIG dalam hal ini adalah untuk menyediakan data yang akurat mengenai perubahan – perubahan yang terjadi di suatu daerah seperti pertambahan jumlah perumahan, jalan, pabrik atau sarana - sarana lainnya yang berpengaruh pada lingkungan dan berpotensi mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Data ini kemudian dapat digunakan untuk merancang dan merencanakan inovasi – inovasi tertentu yang dapat menjamin kesehatan suatu masyarakat.

2.3         Perangkat Lunak GIS
Perangkat lunak yang digunakan untuk GIS adalah quantum GIS. Quantum GIS (QGIS) Merupakan perangkat lunak SIG berbasis open source dan free (gratis) untuk Keperluan pengolahan data geospasial. Quantum GIS adalah software SIG multi platform. Quantum GIS ini dapat digunakan untuk input data SIG dan pengolahan data geospasial sebagai pilihan alternatif dari software SIG komersial seperti ArcView, ArcGIS atau MapInfo Professional. Software ini relative lebih sederhana, lebih mudah untuk dipelajari bagi para pemula dan tersedia pilihan berbahasa Indonesia.




BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
1.             Sistem Informasi Geografis (SIG) atau dalam bahasa Inggris disebut Geographic Information System (GIS), memiliki kemampuan yang sangat cocok dalam pengendalian dan survailans penyakit-penyakit menular, terlebih lagi terhadap penyakit-penyakit yang erat kaitannya dengan lingkungan maupun vektor yang sering kali ditemukan pada wilayah-wilayah yang memiliki karakteristik tertentu.
2.             Saat ini SIG telah banyak memberikan kontribusi dalam sektor kesehatan. Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan SIG dalam bidang Kesehatan Masyarakat berdasarkan analisa CDC. Satu, memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat; Dua, mendiagnosa dan menginvestigasi masalah serta resiko kesehatan di masyarakat; Tiga, menginformasikan, mendidik dan memberdayakan masyarakat mengenai isu – isu kesehatan; Empat, membangun dan menggerakkan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah kesehatan; Lima, membangun kebijakan dan rencana yang mendukung usaha individu maupun masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan; Enam, membangun perangkat hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin keselamatan masyarakat; Tujuh, menghubungkan individu yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan tersebut jika belum tersedia; Delapan, menjamin ketersediaan tenaga kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat yang berkompeten di bidangnya; Sembilan, mengevaluasi efektifitas, kemudahan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat; Sepuluh, penelitian untuk menciptakan penemuan baru dan inovasi dalam memecahkan masalah – masalah kesehatan di masyarakat.


3.2         Saran
Sebagai seorang mahasiswa, khususnya mahasiswa kesehatan masyarakat, sebaiknya lebih membekali diri akan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan aplikasi-aplikasi, maupun teknologi-teknologi lainnya yang dapat membantu mempermudah segala pekerjaan yang dilakukan dan dapat mengurangi terjadinya eror maupun bias.





DAFTAr PUSTAKA

Anonim. 2014. GIS (Geographic Information System). Tersedia di http://integrasiautama.com/gis-geographic-information-system/ (diakses pada 7 November 2016)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar