Mata Kuliah : Wawasan IPTEK
Nama Dosen : 1. dr. Angelheart J.M. Rattu, MS, PhD
2. dr. Budi T. Ratag, MPH
3. Harvani B. Boky, SKM. M.Kes
4. Rutler Masalamate, SKM. M.Kes
5. Hesky Stevy Kolibu,
S.Pd. S,T. M.T
Peranan
GIS Dalam Kesehatan Masyarakat
KELAS
EPIDEMIOLOGI – O5
KELOMPOK
3
1
|
Brayen
B. Paat
|
14111101031
|
10
|
Cicilia
Lumi
|
14111101224
|
2
|
Brigita
F. N. E. Tindangen
|
14111101032
|
11
|
Paramitha
E. Mulyono
|
14111101225
|
3
|
Valentina T. Gandawari
|
14111101033
|
12
|
Meylin Memah
|
14111101226
|
4
|
Windy G. Amisi
|
14111101132
|
13
|
Theresia S. Pitters
|
14111101230
|
5
|
Dewi S. Pari
|
14111101133
|
14
|
Jarod A. Wartono
|
14111101353
|
6
|
Lady O. Otampi
|
14111101143
|
15
|
Christania C. J. Paruntu
|
14111101354
|
7
|
Crifianny
Wenas
|
14111101174
|
16
|
Euginia F. Rumambi
|
14111101356
|
8
|
Julia C. Pulumbara
|
14111101175
|
17
|
Mega
P. Pertiwi
|
14111101360
|
9
|
Beatrix Y. Kodoatie
|
14111101177
|
|
|
|
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan
yang Esa karena atas berkat anugerah
dan
penyertaanNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk
melengkapi tugas mata kuliah Wawasan IPTEK. Makalah ini diharapkan dapat
menjadi media informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mengenai perkembangan dan implementasi teknologi terhadap
kesehatan di masyarakat, bagi mahasiswa
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dengan segala keterbatasan dan
kemampuan kami menyadari bahwa Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti
kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak”, semua yang ada dibumi ini tidak
ada yang sempurna. Atas dasar kenyataan tersebut saran dan kritik yang bersifat
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik sangat diharapkan dan diterima
kelompok penyusun dengan tangan terbuka. Akhirnya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Manado, November
2016
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.3
Tujuan.................................................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sistem Informasi Geografis (SIG) ................................................... 2
2.2
Peranan
SIG (Sistem Infomasi Geografis) dalam Bidang
Kesehatan Masyarakat........................................................................
3
2.3
Perangkat
Lunak GIS ........................................................................ 6
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan ........................................................................................ 7
3.2
Saran .................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada
era modern ini, IPTEK semakin berkembang dan bertumbuh dengan pesat. IPTEK itu
sendiri merupakan suatu alat yang membantu mempermudah pekerjaan manusia dalam
bidang apapun itu. Bersamaan dengan itu, dalam dunia kesehatan semakin banyak
pula ditemukan penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan ataupun
masalah-masalah kesehatan pada masyarakat. Untuk itu, IPTEK yang semakin
canggih dapat membantu dalam bidang kesehatan untuk mempermudah pekerjaan yang
akan dikerjakan, baik itu yang bersifat preventif, promotif, kuratif maupun
rehabilitatif. Oleh karena itu, peranan IPTEK dalam bidang kesehatan sangat
penting. Salah satu IPTEK yang dapat digunakan dalambidang kesehatan adalah GIS
(Georaphic Information System). GIS
adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi
spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah
sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola
dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang
diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. GIS dapat diakses,
ditransfer, ditransformasikan, diproses dan ditampilkan dengan menggunakan
berbagai macam program aplikasi perangkat lunak (software).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka kelompok kami merumuskan masalah yang akan dikaji dalam makalah
ini, yaitu:
Bagaimanakah peranan GIS dalam
kesehatan masyarakat?
1.3
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan GIS dalam
kesehatan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sistem Informasai Georafis
(SIG)
Sistem Informasi Geografis
(SIG) atau dalam bahasa Inggris disebut Geographic
Information System (GIS), memiliki kemampuan yang sangat cocok dalam
pengendalian dan survailans penyakit-penyakit menular, terlebih lagi terhadap
penyakit-penyakit yang erat kaitannya dengan lingkungan maupun vektor yang
sering kali ditemukan pada wilayah-wilayah yang memiliki karakteristik
tertentu. SIG juga sangat relevan dalam ikut memudahkan pekerjaan para petugas
kesehatan khususnya dalam menangani keadaan kegawatdaruratan seperti wabah
dalam hal memetakan kasus dan factor risiko potensial yang berhubungan dengan
penyakit yang mewabah tersebut.
Akan tetapi baru beberapa saat
belakangan ini penggunaan tools sistem informasi geografis di bidang kesehatan
masyarakat mulai dikenal dan diaplikasikan. Terlambatnya pengimplementasian SIG
di bidang kesehatan disebabkan oleh dua hal utama yaitu keterbatasan sumberdaya
untuk menyediakan perangkat keras untuk mendukung pengimplementasian system
informasi geografis tersebut, serta kompleksitas dari aplikasi/ software SIG
itu sendiri sehingga untuk mengoperasikannya dibutuhkan waktu dan dana untuk
mengekstraksi informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan surveilans dan
pengendalian penyakit.
Situasi beberapa tahun
belakangan ini berubah sangat drastis, Sumber daya manusia (SDM) di bidang
kesehatan sudah banyak yang ahli dalam menggunakan aplikasi
ini untuk penelitian dan menyajikan data masalah kesehatan di
masyarakat. Pelatihan terkait GIS juga telah banyak dilakukan di bidang
kesehatan, harga dari perangkat keras sudah sangat terjangkau, bayaknya
alat-alat baru yang memudahkan dalam pemetaan seperti Global Positioning System
(GPS) telah tersedia dimana-mana dengan harga yang juga relatif murah,
penggunaan perangkat lunak serta aplikasi SIG juga semakin mudah yang
memungkinkan praktisi kesehatan bisa mengoperasikannya tanpa kesulitan.
2.2
Peranan SIG (Sistem Infomasi
Geografis) dalam Bidang Kesehatan Masyarakat
Saat ini SIG telah banyak
memberikan kontribusi dalam sektor kesehatan. Salah satu institusi yang membuat
analisanya adalah Center For Disease Control
(CDC) yang mengungkapkan pemanfaatan SIG ke depannya, berdasarkan “Sepuluh
Fungsi Pokok Sektor Kesehatan Masyarakat.” Berikut ini adalah beberapa contoh
pemanfaatan SIG dalam bidang Kesehatan Masyarakat berdasarkan analisa CDC
tersebut.
1.
Fungsi
pertama :
Yaitu memonitor status
kesehatan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
Dalam mendukung fungsi ini, SIG dapat digunakan untuk memetakan kelompok
masyarakat serta areanya berdasarkan status kesehatan tertentu, misalnya penyakit
Malaria. Dengan SIG, peta mengenai kejadian malaria dapat digunakan untuk
merencanakan program pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh kelompok atau
wilayah tersebut, misalnya pelayanan pengobatan, Prophylaxis, atau pemberian
kelambu oles dan sebagainya.
2.
Fungsi
kedua :
Yaitu
mendiagnosa dan menginvestigasi masalah serta resiko kesehatan di masyarakat.
Sebagai contoh, seorang epidemiologis sedang mengolah data tentang kasus asma
yang diperoleh dari Rumah Sakit, Puskesmas, dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya di masyarakat, ternyata dia menemukan terjadi kenaikan kasus yang cukup
signifikan di suatu Rumah Sakit, maka kemudian dia mencari tahu data dari
pasien – pesien penderita asma di Rumagh sakit. Ternyata ditemukan bahwa 8 dari
10 orang penderita asma yang dirawat di Rumah Sakit tersebut bekerja di
perusahaan yang sama. Demikian seterusnya hingga kemudian SIG dapat digunakan
untuk memberikan data yang lengkap mengenai pola pajanan di
lokasi-lokasi dalam suatu wilayah tertentu, yang merupakan informasi
yang penting untuk para karyawan. Informasi ini juga dapat diteruskan kepada
ahli – ahli terkait, dalam hal ini ahli K3 untuk melakukan penanganan lebih
lanjut terhadap masalah yang ditemukan.
3.
Fungsi
ketiga :
Yaitu menginformasikan,
mendidik dan memberdayakan masyarakat mengenai isu – isu kesehatan. SIG dalam
hal ini dapat menyediakan informasi mengenai kelompok masyarakat yang
diidentifikasi masih memiliki pengetahuan yang kurang mengenai informasi
kesehatan tertentu, sehingga kemudian dapat dicari media komunikasi yang paling
efektif bagi kelompok tersebut, serta dapat dibuat perencanaan mengenai waktu
yang paling tepat untuk melakukan promosi kesehatan kepada kelompok masyarakat
tersebut.
4.
Fungsi
keempat :
Yaitu membangun dan
menggerakkan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah kesehatan. Dalam hal ini SIG dapat digunakan untuk melihat
suatu pemecahan masalah kesehatan berdasarkan area tertentu dan kemudian
memetakan kelompok masyarakat yang potensial dapat mendukung program tersebut
berdasarkan area – area yang terdekat dengannya. Misalnya masalah imunisasi
yang ada pada wilayah kerja tingkat Desa atau Posyandu, maka dapat dipetakan
kelompok potensial pendukungnya yaitu Ibu – Ibu PKK yang dapat diberdayakan
sebagai kader pada Posyandu – Posyandu yang terdekat dengan tempat tinggalnya.
5.
Fungsi
kelima:
Yaitu membangun kebijakan dan
rencana yang mendukung usaha individu maupun masyarakat dalam menyelesaikan
masalah kesehatan. Contohnya dalam hal analisa wilayah cakupan Puskesmas. Dalam
hal ini SIG digunakan untuk memetakan utillisasi dari tiap – tiap Puskesms oleh
masyarakat sehingga dapat dibuat perencanaan yang jelas mengenai sumber daya
kesehatan yang perlu disediakan untuk Puskesmas tersebut disesuaikan dengan
tingkat utilitasnya.
6.
Fungsi
keenam:
Yaitu membangun perangkat hukum
dan peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin keselamatan masyarakat.
Dalam hal ini SIG dapat digunakan untuk membagi secara jelas kewenangan dan
tanggung jawab suatu pusat pelayanan
kesehatan pada tiap – tiap
wilayah kerja dalam menjamin dan menangani segala bentuk masalah yang terjadi
di wilayah tersebut. Dengan demikian maka manajemen komplain dapat terkoordinir
dengan baik.
7.
Fungsi
ketujuh:
Yaitu menghubungkan individu
yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan menjamin ketersediaan
pelayanan kesehatan tersebut jika belum tersedia. Misalnya seorang warga negara
asing diidentifikasi menderita suatu penyakit tertentu yang membutuhkan
penanganan yang serius. Maka untuk mengatasinya, dengan melihat peta dan data
akses pelayanan kesehatan yang tersedia dapat dicari tenaga kesehatan terdekat
yang dapat membantu orang tersebut, dan menguasai bahasa yang digunakannya.
Dengan data SIG juga dapat diketahui bagaimana akses transportasi termudah yang
dapat dilalui oleh warga negara asing tersebut menuju fasilitas kesehatan
terdekat.
8.
Fungsi
kedelapan:
Yaitu menjamin ketersediaan
tenaga kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat yang berkompeten di bidangnya.
Dalam hal ini SIG dapat menyediakan peta persebaran tenaga kesehatan dan ahli
kesehatan masyarakat di tiap – tiap daerah, sehingga dengan demikian dapat
dilihat jika ada penumpukan atau bahkan kekurangan personel di suatu daerah.
Lebih lanjut, data tersebut dapat digunakan dalam hal perencanaan pengadaan
tenaga – tenaga kesehatan untuk jangka waktu ke depan untuk masing – masing
wilayah.
9.
Fungsi
kesembilan:
Yaitu
mengevaluasi efektifitas, kemudahan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di
masyarakat. Data SIG dapat menyediakan data yang lengkap mengenai potensi tiap
– tiap daerah serta karakter demografis masyarakatnya untuk dihubungkan dengan
fasilitas – fasilitas kesehatan yang tersedia dan tingkat utilitasnya. Dengan
demikian dapat dievaluasi kembali kesesuaian dan kecukupan dari penyediaan
sarana pelayanan kesehatan yang ada.
10.
Fungsi
kesepuluh:
Yaitu penelitian untuk
menciptakan penemuan baru dan inovasi dalam memecahkan masalah – masalah
kesehatan di masyarakat. Salah satu kegunaan SIG dalam hal ini adalah untuk
menyediakan data yang akurat mengenai perubahan – perubahan yang terjadi di
suatu daerah seperti pertambahan jumlah perumahan, jalan, pabrik atau sarana -
sarana lainnya yang berpengaruh pada lingkungan dan berpotensi mempengaruhi
status kesehatan masyarakat. Data ini kemudian dapat digunakan untuk merancang
dan merencanakan inovasi – inovasi tertentu yang dapat menjamin kesehatan suatu
masyarakat.
2.3
Perangkat
Lunak GIS
Perangkat
lunak yang digunakan untuk GIS adalah quantum GIS. Quantum GIS (QGIS) Merupakan
perangkat lunak SIG berbasis open source dan free (gratis) untuk Keperluan
pengolahan data geospasial. Quantum GIS adalah software SIG multi platform. Quantum
GIS ini dapat digunakan untuk input data SIG dan pengolahan data geospasial
sebagai pilihan alternatif dari software SIG komersial seperti ArcView, ArcGIS
atau MapInfo Professional. Software ini relative lebih sederhana, lebih mudah
untuk dipelajari bagi para pemula dan tersedia pilihan berbahasa Indonesia.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Sistem
Informasi Geografis (SIG) atau dalam bahasa Inggris disebut Geographic Information System (GIS),
memiliki kemampuan yang sangat cocok dalam pengendalian dan survailans
penyakit-penyakit menular, terlebih lagi terhadap penyakit-penyakit yang erat
kaitannya dengan lingkungan maupun vektor yang sering kali ditemukan pada
wilayah-wilayah yang memiliki karakteristik tertentu.
2.
Saat
ini SIG telah banyak memberikan kontribusi dalam sektor kesehatan. Berikut ini
adalah beberapa contoh pemanfaatan SIG dalam bidang Kesehatan Masyarakat
berdasarkan analisa CDC. Satu, memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan yang ada di masyarakat; Dua, mendiagnosa dan menginvestigasi
masalah serta resiko kesehatan di masyarakat; Tiga, menginformasikan, mendidik
dan memberdayakan masyarakat mengenai isu – isu kesehatan; Empat, membangun dan
menggerakkan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah kesehatan; Lima, membangun kebijakan dan rencana yang
mendukung usaha individu maupun masyarakat dalam menyelesaikan masalah
kesehatan; Enam, membangun perangkat hukum dan peraturan yang melindungi
kesehatan dan menjamin keselamatan masyarakat; Tujuh, menghubungkan individu
yang membutuhkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan menjamin ketersediaan
pelayanan kesehatan tersebut jika belum tersedia; Delapan, menjamin ketersediaan
tenaga kesehatan dan ahli kesehatan masyarakat yang berkompeten di bidangnya;
Sembilan, mengevaluasi efektifitas, kemudahan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan di masyarakat; Sepuluh, penelitian untuk menciptakan penemuan baru
dan inovasi dalam memecahkan masalah – masalah kesehatan di masyarakat.
3.2
Saran
Sebagai
seorang mahasiswa, khususnya mahasiswa kesehatan masyarakat, sebaiknya lebih
membekali diri akan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan aplikasi-aplikasi,
maupun teknologi-teknologi lainnya yang dapat membantu mempermudah segala
pekerjaan yang dilakukan dan dapat mengurangi terjadinya eror maupun bias.
DAFTAr PUSTAKA
Anonim. 2014. GIS
(Geographic Information System). Tersedia di http://integrasiautama.com/gis-geographic-information-system/
(diakses pada 7 November 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar